Blog
Tim Bedah Saraf Siloam Hospitals Lakukan 70 Operasi Batang Otak dalam 25 Tahun.

Tim Bedah Saraf Siloam Hospitals Lakukan 70 Operasi Batang Otak dalam 25 Tahun.

Untuk merayakan 25 tahun kerja Tim Bedah Saraf di Siloam Hospitals  dan melayani Indonesia, tim yang kini terdiri dari 28 ahli bedah saraf  di seluruh Indonesia ini telah melakukan lebih dari 20.000 prosedur bedah saraf.

Tim Bedah Saraf Siloam Hospitals telah berhasil menangani berbagai kasus yang berkaitan dengan kesehatan otak dan meraih beberapa rekor kesehatan dunia di Indonesia termasuk bedah batang otak.

Sejak operasi pertama yang dilakukan pada tahun 2001 dan diklasifikasikan sebagai operasi batang otak pertama di Asia Tenggara, hingga saat ini, tim bedah saraf di Rumah Sakit Siloam  telah melakukan lebih dari 70 operasi batang otak dengan tingkat keberhasilan 100%.

“Hanya sedikit ahli bedah saraf yang berani melakukan operasi batang otak karena risiko kematiannya sangat tinggi,” kata Ketua Tim Bedah Saraf Siloam Hospitals Dr. Dr. dr. Eka J. Wahjoepramono, Sp.BS (K), Ph.D., pada konferensi pers 25 Tahun Tim Bedah Saraf Siloam Melayani Indonesia, Rabu (15/12).

Batang otak adalah bagian otak yang terletak di dasar otak dan terhubung dengan saraf tulang belakang, dan bagian otak ini juga berfungsi sebagai penghubung antara otak, otak kecil, dan sumsum saraf  belakang.

 Batang otak tidak hanya mampu mengontrol gerakan tubuh, tetapi juga memainkan peran penting dalam kelangsungan hidup setiap individu. Prof Eka mengatakan pihaknya bertekad untuk bisa menunjukkan bahwa dokter Indonesia memiliki keahlian dan kemampuan yang tidak kalah  dengan bangsa lain.

 Banyak hasil lain yang juga diperoleh tim bedah saraf RS Siloam, termasuk yang tercatat oleh MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia). Dr Made Agus Mahendra Inggas, Sp.BS, FINPS.

Dia adalah ahli bedah saraf pertama di Indonesia yang berhasil melakukan Deep Brain Stimulation pada penyakit Tourrette Syndrome dan dokter bedah saraf pertama berhasil melakukan  operasi Stereotactic Brain Lesioning Thalamotomy pada penyakit epilepsi.

 “Saya ingin memotivasi seluruh dokter  Indonesia, khususnya di bidang bedah saraf, untuk berambisi  melakukan operasi terbaik bagi pasien, terlepas dari masa lalu mereka dengan kasus-kasus sulit,” kata profesor Eka.

 Dalam hal ini dengan sama-sama, dimana senior mendukung junior agar suatu saat  mencapai kompetensi yang sama. “Kita harus menjadi dokter bagi anak bangsa sendiri dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap dokter di Indonesia. Tidak diragukan lagi, pangkat dokter Indonesia akan disetarakan dengan dokter-dokter lain di dunia,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *